Kenapa harus mengikuti Aufnahmetest di Jerman..??

Ada banyak pertanyaan datang ke meja konsultasi Stufen Edu seputar studienkolleg dan kali ini salah satunya adalah terkait mengapa harus mengikuti Aufnahmetest di Jerman. Banyak orang berpendapat untuk menjawab pertanyaan seperti itu. Stufen Edu sangat tidak menyarankan siswa untuk mengikuti Aufnahmetest di Indonesia, apakah yang diselenggarakan oleh DAAD atau yang diselenggarakan oleh Agen studi Jerman.  Siswa dan orangtua banyak tergiur untuk mengikuti ujian Aufnahmetest di Indonesia yang ditawarkan oleh beberapa agen studi Jerman dengan iming-iming berbagai kemudahan dan  kepastian mendapatkan tempat di studienkolleg sebelum menginjakan kaki di Jerman, padahal dari agen tersebut tidak ada satupun yang berani memberikan jaminan kepada semua peserta ujian, bahwasanya setelah mengikuti ujian akan mendapatkan satu tempat di Studienkolleg. (red: staatliches Studienkolleg/studienkolleg negeri). Setiap Studienkolleg mensyaratkan kemampuan bahasa yang berbeda-beda.  Oleh karenanya penting diketahui oleh siswa dan orangtua bahwasanya untuk bisa lulus Aufnahmetest sangat diperlukan kemampuan bahasa Jerman yang setara dengan kualifikasi atau permintaan minimum Studienkolleg tersebut. Bagi siswa yang sama sekali belum pernah belajar bahasa Jerman semasa sekolahnya, lalu berniat melanjutkan kuliah di Jerman dan baru mulai intensif belajar bahasa Jerman seusai Ujian Nasional,  maka akan memerlukan waktu sedikitnya 6 (enam) bulan untuk menuntaskan tahap dasar hingga level B1. Selanjutnya butuh waktu 2 (dua) bulan untuk menuntaskan ke level menengah yaitu B2. Artinya untuk tuntas secara materi dan tuntas secara kompetensi membutuhkan waktu 8 (delapan) bulan.  Bagaimana mungkin siswa dan peserta ujian Aufnahmetest di Indonesia bisa menyelesaikan soal-soal ujian masuk studienkolleg di saat kompetensinya saja belum memenuhi standar yang disyaratkan yaitu B1/B2? Atau hanya untuk coba-coba saja sambil mengukur kemampuan? Kalau saja tidak dibebankan biaya yang cukup besar untuk mengikuti ujian tersebut oleh Agen penyelenggaranya, maka alasan untuk sekedar coba-coba akan berterima. Tapi untuk sebagian siswa dengan berbekal keuangan terbatas, mengikuti ujian tersebut adalah merupakan perencanaan kegagalan.

Yang tak kalah penting untuk diketahui siswa dan peserta ujian lainnya dalam memutuskan memilih Studienkolleg adalah mengenai situasi kota sekitar tempat studienkolleg itu berada. Bagaimana mungkin siswa dapat menentukan dengan yakin tempat yang dipilihnya itu adalah sudah sesuai dengan kriteria kota yang akan ditinggalinya apabila tidak secara langsung datang dan mengalami sendiri ujian di kota tersebut. Dan kami mendampingi langsung mereka dalam perjalanan menuju kota tujuan ujian. 

Di Stufen Edu, tidak akan ada kekhawatiran yang mendasar untuk mengikuti Aufnahmetest langsung di Jerman. Selain karena siswa telah berbekal kemampuan bahasa yang cukup sedari Indonesia, juga mereka telah dipersiapkan untuk mengikuti tambahan kursus “studienkollegvorbereitung” di mitra lembaga kursus bahasa terbaik di Hamburg. Kami memiliki waktu 1 (satu) bulan untuk beradaptasi langsung dengan suasana belajar dan lingkungan di Jerman sebelum siswa menghadapi musim ujian di bulan berikutnya. Yang menjadi konsentrasi kami adalah bahwasanya siswa harus benar-benar ditingkatkan terus kemampuan bahasanya hingga tuntas level menengah dengan mengikuti kelas formal yang terintegrasi bersama peserta asing lainnya. Dengan demikian peluang lulus Aufnahmetest akan sangat terbuka karena siswa memiliki bekal lebih dari cukup untuk bersaing pada ujian Aufnahmetest di Jerman. Dengan melakukan Aufnahmetest di Jerman dan dapat berhasil lulus merupakan kebanggaan tersendiri, karena kita sejak awal bisa dikatakan dapat bersaing dengan calon mahasiswa asing lainnya (yang harus terlebih dahulu mengikuti studienkolleg).